Rabu, 06 Agustus 2014

Teknik dalam Pembibitan Kelapa Sawit

Pertumbuhan Bibit
Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik dipembibitan. Pertumbuhan ini ditentukan oleh kecambah yang ditanam, morfologi kecambah dan cara penanamannya. Secara normal, biji kelapa sawit tidak dapat berkecambah dengan cepat karena adanya sifat dormansi. Jika benih ditanam pada tanah atau pasir maka persentase daya kecambah setelah 3-6 bulan hanya 50%, sehingga diperlukan suatu perlakuan untuk mematahkan dormansi dan meningkatkan persentase daya kecambah. Pertumbuhan bibit pada minggu-minggu pertama sangat tergantung pada cadangan makanan didalam endosperm (minyak inti). Cadangan makanan tersebut berisi karbohidrat, lemak dan protein. Daun pertama dan kedua, bahkan daun ketiga masih berbentuk tabung dan belum mempunyai helaian. Daun selanjutnya mulai membentuk helaian yang lanceolate (secara konvensional disebut daun pertama). Daun-daun selanjutnya mempunyai helaian yang lanceolate, bifid dan akhirnya baru secara lengkap menjadi pinnate. Penanaman dilapangan umumnya dilakukan pada umur bibit 12 ± 2 bulan, mulai dari penanaman kecambah. Jumlah daun per bibit pada saat itu rata-rata berkisar 15 - 24 helai.
Pemilihan Lokasi Pembibitan
Pemilihan lokasi pembibitan merupakan hal penting untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang berkualitas. Pada perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana pengembangan perkebunan dan meletakkan pembibitan ditengah lokasi untuk meminimalkan jarak dan waktu transportasi, serta membantu kemudahan pengawasan dan pengamanan bibit tersebut. Penentuan lokasi, kandungan air dan tanah merupakan pertimbangan mendasar dalam pembibitan yang perlu diperhatikan.
Lokasi
Lokasi pembibitan sebaiknya mempunyai kemiringan rendah supaya memiliki drainase yang baik. Bentuk lokasi sebaiknya mendekati bentuk kotak atau persegi panjang untuk memperoleh desain dan instalasi penyiraman yang efisien. Selain itu, lokasi juga sebaiknya terlindung dari manusia dan hewan liar, serta tidak ternaungi oleh pepohonan disekitar hutan. Disarankan areal di sekitar pembibitan minimum berjarak 20 m dalam keadaan bersih. Jalan disekitar pembibitan sebaiknya dibuat cukup lebar agar kendaraan dapat lewat sewaktu periode penanaman puncak, berdrainase baik dan mempunyai permukaan yang disiapkan dengan baik (standar kebun utama).
Air
Air memiliki peranan penting untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang baik. Air yang dibutuhkan oleh bibit adalah air yang berkualitas, sehingga disarankan untuk dilakukan analisis terhadap air untuk menentukan kandungan sedimen dan kandungan polutan atau kontaminan lainnya. Sedimen dan bahan yang mengakibatkan kontaminasi dapat menyumbat saluran penyiraman, sedangkan polutan dapat merusak atau mematikan bibit. Peralatan pemompaan sebaiknya berkapasitas cukup untuk menjaga tekanan dan volume air, dan apabila memungkinkan peralatan cadangan sebaiknya memperoleh perhatian (terutama pada areal yang kekurangan air). Umumnya satu hektar pembibitan utama memerlukan sekitar 70.000 liter air/hari.
Tanah
Tanah yang bekualitas baik sebaiknya digunakan untuk pembibitan. Sifat-sifat tanah yang baik untuk pembibitan, yaitu tidak kedap air, lempung gembur dengan kadar pasir tidak melebihi 60%, serta bebas kontaminasi (pelarut, residu, bahan kimia dan inokulum penyakit). Ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tanah harus disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalan besar (berdiameter > 1 cm).
Tabel 1. Ringkasan sifat-sifat tanah untuk pembibitan
Sifat
Kisaran
pH dalam air
> 4.5
Kandungan pasir (%)
30-60
Kandungan liat (%)
25-45
Karbon Organik (%)
2-3
N total (%)
0.15-0.20
P (Bray I) (mg/kg)
> 25
K dapat diukur (Cmol/kg)
> 0.2
Mg dapat ditukar (Cmol/kg)
> 0.4
Tanah padat, gambut, tanah dengan kandungan pasir tinggi dan kandungan liat tinggi jangan digunakan untuk pembibitan. Selain itu, jangan menggunakan tanah yang telah terpengaruh temperatur (seperti pembakaran). Survei tanah untuk perkebunan baru perlu dilakukan untuk mengantisipasi jika lokasi harus diubah.
Metode Pembibitan
        Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibeg besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan babybag (polibeg kecil) serta naungan, kemudian dipindahkan ke pembibitan utama ketika berumur 10-14 minggu menggunakan polibeg yang lebih besar. Pembibitan dua tahap lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap (Tabel 2).
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembibitan
Faktor
Pembibitan Satu Tahap
Pembibitan Dua Tahap
Luas area  dan kebutuhan air selama pembibitan
§    Membutuhkan areal yang lebih luas
§    Membutuhkan lebih banyak sarana irigasi
§     Kebutuhan air lebih banyak
§    Membutuhkan areal yang lebih sempit, karena adanya penjarangan di pembibitan awal
§    Kebutuhan air lebih hemat dan terencana
Biaya tenaga kerja dan supervisi
§   Biaya transplanting tidak ada, namun memerlukan biaya polibeg yang lebih besar
§   Sistem lebih sederhana
§   Penanganan bibit lebih sedikit (hanya satu kali)
§   Biaya penyiangan dan penyiraman di pembibitan awal lebih murah
§   Memungkinkan untuk dibuat maungan secara permanen ketika di pembibitan awal (jika perlu)
§   Lebih sedikit kerepotan yang timbul jika program penanaman di lapangan terhambat
Agronomis
§   Tidak ada transplanting shock yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit

§   Dapat memberikan perhatian lebih ketika di pembibitan awal
§   Pemberian pupuk cair secara efisien dapat dilakukan sejak di pembibitan awal
§   Seleksi awal akan lebih mudah dilakukan karena jarak antar polibeg yang cukup leluasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar