Rabu, 06 Agustus 2014

Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Tanaman Kelapa Sawit

           Kemampuan lahan dalam penyediaan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan unsur hara ini dapat diatasi melalui pemupukan. Secara umum, pemupukan memiliki manfaat dalam menyediakan kebutuhan unsur hara di dalam tanah yang digunakan tanaman dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga menjaga kondisi tanaman yang sehat dan tercapainya tingkat produksi tanaman yang maksimal secara stabil.
Pupuk yang digunakan pada perkebunan kelapa sawit adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berasal dari limbah hasil pengolahan kelapa sawit di pabrik, limbah perkebunan dan inokulan tanah. Penggunaan limbah tersebut sebagai pupuk organik selain bermanfaat dalam menyediakan unsur hara juga dapat mengurangi biaya pemupukan, peremajaan tanah dan mengurangi polusi lingkungan. Tabel 7 menunjukkan jenis-jenis pupuk organik.

Jenis Pupuk
Limbah perkebunan
Limbah hasil pengolahan kelapa sawit di pabrik
Inokulan tanah
Sisa-sisa tumbuhan                  
·   Pelepah kelapa sawit
·   Kacang-kacangan
(cover crop)
·   Gulma
Pupuk hijau
·    Kacangan atau tumbuhan lain yang dibenam dalam tanah
Pupuk kandang
·  Kotoran ternak seperti sapi, ayam, kambing, babi, dll.
Pupuk organik padat
·   Janjang kosong
·   Kompos janjang kosong
·   Abu janjang kosong
·   (Wet) decanter solid
Pupuk organik cair
·    Palm oil mill effluent (POME)

Bakteri legum pengikat N
·   Rhyzobium sp.
Bakteri nonlegum pengikat N
·   Azotobacter sp.
·   Beijerincka sp.
·   Clostridium sp.
·   Achromobacter sp.
·   Pseudomonaas sp.
Cendawan pengikat P
·   Mycorhiza vesikuler arbuskules
·   Glomus sp.
dll
Sumber: Iyung Pahan (2008)
§     Janjang Kosong
Janjang kosong (JJK) merupakan produk dari pabrik kelapa sawit setelah TBS melalui proses strerilizer dan stripper. Kandungan materi organik pada JJK mampu meningkatkan peremajaan tanah yang penting untuk jangka waktu lama. Aplikasi JJK juga sangat efektif sebagai mulsa sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan tanah dan mengurangi dampak kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman serta produksi pada saat kemarau. Selain itu, JJK secara signifikan dapat mengurangi kerugian nutrisi melalui proses pencucian dan aliran permukaan atau menjaga terjadinya erosi tanah pada areal yang curah hujannya tinggi. Data-data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata satu ton JJK mengandung unsur hara utama sebanding dengan 8.00 kg urea, 2.90 kg RP, 18.30 kg MOP dan 5.00 kg Kieserit. JJK juga mengandung unsur hara lainnya, seperti B, Cu, Zn, Fe dan Mn. Aplikasi JJK sangat sesuai dalam memenuhi atau menggantikan sebagian pupuk anorganik, jika jumlah pasokan haranya sebanding dengan pupuk anorganik tersebut.
Tabel 8. Persentase unsur hara dalam janjang kosong
Hara Utama
Persentase Unsur Hara dalam Janjang Kosong
Per Ton Janjang Kosong Sebanding dengan Pupuk Anorganik
Kisaran
Rata-Rata
Nitrogen (N)
0.32-0.43
0.37
8.00 kg Urea
Fosfor (P)
0.03-0.05
0.04
2.90 kg RP
Kalium (K)
0.89-0.95
0.91
18.30 kg MOP
Magnesium (Mg)
0.07-0.10
0.08
5.00 kg Kieserit
Sumber: Iyung Pahan (2008)
JJK diaplikasikan di antara dua tanaman dan disebar satu lapis, tetapi di luar piringan. Apabila JJK disusun dua lapis atau lebih, maka besar kemungkinan akan mempercepat pembiakan kumbang Oryctes pada tumpukkan. JJK tidak boleh diaplikasikan di gawangan mati, karena digunakan sebagai tempat meletakkan pelepah yang ditunas. Dosis pengaplikasian JJK untuk setiap Tanaman Menghasilkan (TM) adalah 250 kg (tanah mineral normal) atau 360 kg (tanah sangat berpasir). Sedangkan dosis untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah 180 kg dengan pengaplikasiannya disebar satu lapis dengan jarak 10 cm dari pangkal tanaman pada tahun pertama dan tahun berikutnya jarak JJK 0.5 m dari pangkal tanaman.
§     Abu Janjang Kosong
Abu JJK merupakan produk akhir hasil pembakaran JJK pada incinerator PKS. Abu JJK bersifat sangat alkalis (pH=12), sehingga dapat memperbaiki pH tanah masam, mengaktifkan pertumbuhan akar, serta meningkatkan ketersediaan hara tanah dan aktifitas mikroorganisme pada tanah gambut atau tanah mineral asam. Abu JJK juga sangat higroskopis (mudah menyerap uap air dari udara) dan mengandung hara yang sangat mudah larut dalam air. Tabel 9 menunjukkan kandungan unsur hara dalam abu JJK. Kandungan Kalium (K) yang tinggi pada abu JJK dapat mensubtitusi pupuk MOP sehingga menghemat biaya pemupukan.
 Tabel 9. Persentase unsur hara dalam abu JJK
Unsur Hara
Kisaran Persentase Hara dalam abu JJK (%)
35.0-47.0
2.3-3.5
MgO
4.0-6.0
CaO
4.0-6.0
 Sumber: Iyung Pahan (2008)
Metode aplikasi abu JJK disajikan pada Tabel 10. Rotasi pengaplikasian abu JJK adalah satu kali dalam setahun. Perlu kewaspadaan dalam pengaplikasiannya, karena penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan akar dan daun tanaman terbakar (disebabkan kandungan Kalium yang tinggi pada abu JJK), serta kontak langsung dengan pupuk tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit karyawan (menyebabkan gatal dan memperparah luka). Oleh karena itu, pekerja diharuskan untuk menggunakan sarung tangan kulit, masker wajah dan pakaian pelindung.
Tabel 10. Persentase unsur hara dalam abu JJK
Umur
Kondisi
Kisaran Persentase Hara dalam
abu JJK (%)
3-6 Tahun
-
Disebar merata secara melingkar dari radius sekitar 30 cm dari pangkal tanaman sampai batas luar piringan

> 7 Tahun

Vegetasi gulma tidak terlalu merugikan
Disebar pada gawangan mati disekitar tumpukkan pelepah
> 7 Tahun
Vegetasi gulma padat atau merugikan
Disebar merata secara melingkar mulai dari radius sekitar 30 cm dari pangkal tanaman sampai batas luar piringan
Sumber: Iyung Pahan (2008)
§     Decanter Solid
Decanter solid merupakan produk akhir dari proses pengolahan TBS di pabrik dengan menggunakan sistem decanter yang menghasilkan padatan lumpur dengan kelembapan yang tinggi dan bersifat asam. Aplikasi decanter solid pada tanaman dapat meningkatkan kandungan fisik, biologi dan kimia pada tanah dan menurunkan kebutuhan pupuk anorganik. Data-data pada tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata satu ton decanter solid mengandung unsur hara sebanding dengan 10.3 kg urea, 3.3 kg RP, 6.1 kg MOP dan 4.5 kg Kieserit.
Tabel 10. Persentase unsur hara dalam decanter solid
Unsur Hara utama
Rata-Rata Persentase Hara dalam Decanter Solid (%)
Per Ton Decanter Solid Sebanding dengan Pupuk Anorganik
Nitrogen (N)
0.472
10.3 kg Urea
Fosfor (P)
0.046
3.3 kg RP
Kalium (K)
0.304
6.1 kg MOP
Magnesium (Mg)
0.070
4.5 kg Kieserit
Sumber: Iyung Pahan (2008)
Decanter solid diaplikasikan diantara dua pokok kelapa sawit dan disebar merata diatas rumpukan pelepah di gawangan mati dengan dosis 70 kg per tanaman. Rotasi pengaplikasiannya satu kali dalam setahun. Decanter solid diaplikasikan diantara dua pokok kelapa sawit dan disebar merata diatas rumpukan pelepah di gawangan mati dengan dosis 70 kg per tanaman. Rotasi pengaplikasiannya satu kali dalam setahun.
§     Palm Oil Mill Effluent (POME)
POME merupakan limbah cair yang mengandung bahan organik tinggi yang diperoleh dari PKS melalui proses sterilizer condensate, sludge dari klarifikasi dan air buangan hydrocyclone. POME dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk anorganik, sebagai sumber air bagi tanaman ketika kekeringan melanda dan juga dapat mengurangi polusi yang dapat ditimbulkan jika dibuang ke  sungai. Aplikasi limbah cair dialirkan melalui pipa PVC dari pabrik ke flatbed yang berukuran 7 m x 1.5 m x 1 m dengan volume 3.5 /flatbed. Rata-rata untuk 1 ha lahan terdapat ± 53 flatbed. Rotasi pengisian flatbed adalah tiga bulan sekali.
§     Kompos
Kompos merupakan produk hasil campuran limbah pabrik, yaitu campuran JJK yang dicincang, decanter solid dan POME. Kompos bermanfaat dalam menyediakan unsur hara, serta dapat dijadikan mulsa sehingga mampu menjaga kelembapan tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Dosis kompos yang diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit sebanyak 50 kg/tanaman dengan rotasi dua kali dalam setahun. Metode aplikasinya, kompos disusun dan diratakan (tidak menumpuk) di samping gawangan mati, sedangkan untuk lahan terasan kompos disusun di dinding teras antara dua tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar