Penunasan adalah suatu kegiatan pemangkasan
pelepah daun sesuai umur tanaman serta membuang pelepah daun yang tidak
produktif (pelepah sengkleh, kering atau terserang hama/penyakit). Hal
ini dilakukan untuk mempertahankan luasan permukaan daun yang optimum untuk
fotosintesis supaya mendapatkan produksi yang maksimum. Tujuan lain dari penunasan ini adalah untuk
menjaga sanitasi tanaman sehingga dapat mencegah serangan hama atau penyakit, efisiensi
distribusi fotosintat untuk pembungaan dan pembuahan, memperlancar penyerbukan,
mempermudah pengamatan tandan masak, mengurangi tersangkutnya brondolan di
ketiak pelepah dan tertinggalnya buah di pokok, mempermudah panen dan
menciptakan kondisi kerja yang baik bagi pekerja.
Penunasan dilakukan dengan menggunakan alat
bantu, yaitu dodos dan egrek. Dalam penggunaannya, alat-alat tersebut
disesuaikan dengan umur tanaman, tinggi tanaman dan ukuran pangkal pelepah.
Penggolongan alat kerja dapat dilihat pada tabel 1.A dan Norma prestasi dan
formulasi perhitungan kebutuhan tenaga tunas dapat dilihat pada tabel 1.B.
Tabel
1.A. Penggolongan alat kerja berdasarkan pertambahan umur tanaman
No
|
Nama
Alat
|
Ketinggian
Batang
|
Penggunaan/Pemakaian
|
1
|
Dodos kecil
(lebar mata 8 cm)
|
Di bawah 90 cm
|
Tunas pada
tanaman berumur di bawah 4 tahun
|
2
|
Dodos besar
(lebar mata 14
cm)
|
90 cm-2.5 m
|
Tunas pada
tanaman berumur 4-8 tahun
|
3
|
Pisau egrek
|
Di atas 2.5 m
|
Tunas pada
tanaman berumur di atas 8 tahun
|
Sumber:
Iyung Pahan (2008)
Jenis
Tunas
|
Norma
Prestasi
|
Umur
Tanaman (Tahun)
|
|
(ha/hk)
|
(hk/ha)
|
||
Tunas Pasir
|
1.0-1.5
|
0.7-1.0
|
< 3 (1-2 bulan
sebelum TM)
|
Tunas Periodik
|
0.8-1.0
0.4-0.6
|
1.0-1.3
1.7-2.5
|
4-7 tahun
≥ 8
|
Formulasi
kebutuhan tenaga tunas per hari
Jumlah
tenaga tunas per hari
=
[total luas areal tunas (ha) x X (hk/ha)]/[9 (bulan) x 25 (hari)] |
Sumber:
Iyung Pahan (2008)
Penunasan pelepah pertama kali dilakukan 1-2
bulan sebelum pokok mulai di panen, penunasan ini dikenal dengan tunas pasir. Prinsip
penunasannya adalah hanya membuang pelepah yang berada satu lingkaran paling
bawah (dekat tanah) dan pelepah kering. Pelepah dipotong rapat ke pangkal
dengan memakai dodos kecil. Setelah tunas pasir selesai, tidak diperkenankan
untuk melakukan penunasan sampai tanaman berumur 4 tahun. Tunas periodik mulai
dilakukan ketika tanaman telah berumur di atas 4 tahun dengan rotasi 9 bulan
sekali, namun disesuaikan kembali dengan kondisi di lapangan. Cara tunas
periodik yaitu dengan memotong pelepah daun terbawah hingga rapat ke batang
dengan bidang tebasan berbentuk tapak kuda. Selama menunas, semua tanaman
epifit pada batang dibersihkan dengan tangan atau ”digobyok” dengan batang
pelepah pada bagian yang lebih tinggi. Khusus untuk pokok yang pertumbuhannya kurang
bagus atau kuning karena defisiensi hara harus ditunas hati-hati, cukup
membuang daun yang kering saja. Pokok yang telah dipastikan abnormal tidak
perlu ditunas karena pada akhirnya akan dibongkar.
Penyusunan pelepah-pelepah hasil
pemangkasan dibedakan berdasarkan areal topografinya. Jenis-jenis penyusunan
pelepah-pelepah tersebut, yaitu:
1.
Areal
datar atau bergelombang
Pelepah-pelepah disusun di tengah gawangan mati dengan lebar 2-2.5 m dan tidak boleh ada pelepah dipiringan dan parit/sungai. Untuk memudahkan penyusunannya, setiap sepuluh pokok dibuat pancang dari pelepah sehingga susunan pelepah menjadi lurus/tidak lari. Kemudian, letak pangkal dibuat seragam, misalnya menghadap ke timur semua atau ke barat semua, sehingga rumpukkan tidak melebar. Keuntungan cara penyusunan ini, yaitu menghemat energi dan waktu tukang potong buah/tunas karena pelepah tidak perlu dipotong.
2.
Areal
yang terdapat parit pada gawangan matiPelepah-pelepah disusun di tengah gawangan mati dengan lebar 2-2.5 m dan tidak boleh ada pelepah dipiringan dan parit/sungai. Untuk memudahkan penyusunannya, setiap sepuluh pokok dibuat pancang dari pelepah sehingga susunan pelepah menjadi lurus/tidak lari. Kemudian, letak pangkal dibuat seragam, misalnya menghadap ke timur semua atau ke barat semua, sehingga rumpukkan tidak melebar. Keuntungan cara penyusunan ini, yaitu menghemat energi dan waktu tukang potong buah/tunas karena pelepah tidak perlu dipotong.
Pelepah disusun sejajar parit dengan
jarak 1 m dari parit. Enam bulan kemudian pelepah disusun melintang diantara
pokok, namun pelepah terlebih dahulu dipotong menjadi tiga bagian supaya tidak
menghalangi gawangan. Rotasi dilakukan setiap enam bulan sekali supaya pelepah
tidak menumpuk.
3.
Areal
berbukit hingga bergunung dengan terasan
Pelepah-pelapah disusun di bagian bibir
terasan dan searah dengan terasannya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah erosi
tanah dan menahan jatuhnya TBS yang dipanen ke arah kaki bukit.
Secara
umum, pelepah-pelepah yang disusun dapat berfungsi sebagai mulsa yang menekan
pertumbuhan gulma ditengah gawangan, pelepah yang membusuk menjadi pupuk
organik sehingga menambah unsur hara tanah, menjaga struktur tanah dari erosi
dan mempertahankan kelembapan sehingga merangsang pertumbuhan akar sawit di
gawangan mati.
Kecermatan
dan pengetahuan mengenai penunasan perlu dimiliki oleh penunas, jangan sampai
terjadi over pruning (pelepah
produktif yang ditunas terlalu berlebihan) atau under pruning (pelepah tidak ditunas/gondrong) yang diukur
berdasarkan ketentuan jumlah pelepah yang dipertahankan sesuai umur (Tabel 2).
Tabel
2. Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman
Umur Tanaman (Tahun)
|
Kebijakan
|
Jumlah Songgo
|
Jumlah Pelepah/Spiral
|
< 3
|
Pemotongan
pelepah tidak diperbolehkan. Prioritas untuk permulaan panen dengan cara
memotong pelepah-pelepah tua dan kering
|
||
4-7
|
Dipertahankan
48-56 pelepah
|
3
|
6-7
|
8-14
|
Dipertahankan
40-48 pelepah
|
2
|
5-6
|
>
15
|
Minimum
dipertahankan 32 pelepah
|
1
|
4
|
Sumber:
Iyung Pahan (2008)
Over pruning dapat mengakibatkan berkurangnya areal
fotosintesis dan pokok menjadi stres yang terlihat dari peningkatan gugurnya
bunga betina, penurunan seks rasio (peningkatan bunga jantan) dan penurunan BJR
(bobot janjang rata-rata), sehingga produksi menurun. Sedangkan under pruning dapat mengganggu proses
panen serta meningkatkan kehilangan hasil melalui brondolan yang tersangkut di
ketiak pelepah dan buah yang tinggal dipokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar