Pengendalian
hama merupakan suatu usaha untuk menjaga kesehatan tanaman kelapa
sawit sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Konsep pengendaliannya
dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama itu
sendiri. Apabila hal tersebut telah dikuasai maka akan mempermudah dalam
menentukan jenis, metode (biologi, mekanik, kimia atau terpadu), serta waktu
yang cocok untuk pengendaliannya. Selain itu, memungkinkan untuk mendeteksi
ledakan hama secara dini sehingga pengendalian cukup dilakukan
pada areal yang kecil dan kerusakan tanaman dapat dikurangi. Secara ekonomis,
pengenalan dan pemahaman hama dapat meminimumkan biaya
pengendalian.
Hama yang sering menyerang tanaman
kelapa sawit, yaitu ulat api dan ulat kantong, tikus, rayap, oryctes dan babi hutan.
§ Ulat api dan ulat kantong
Sumber: Pahan dan
Gunawan (1997)
§ Ulat api dan ulat kantong
Ulat api dan ulat kantong memakan
daun kelapa sawit sehingga berdampak
langsung terhadap penurunan produksi. Perlu penanganan yang serius dalam
mengendalikan hama ini, karena dapat menurunkan produksi sebesar 70% apabila
tanaman kehilangan daun hampir seluruhnya. Metode pengendaliannya ditunjukkan
pada Tabel 5.
Tabel 5. Metode Pengendalian hama ulat pemakan daun
kelapa sawit
Umur Tanaman
|
Metode
Pengendalian
|
< 3 tahun
|
Bila
rata-rata populasi larva kurang dari 10 ekor/pelepah dan arealnya terbatas
maka dilakukan handpicking
|
Bila
rata-rata populasi larva lebih dari 10 ekor maka dilakukan penyemprotan
insektisida atau virus dengan knapsack sprayer atau mist blower
|
|
3-7 tahun
|
Semprot
insektisida atau virus menggunakan mist blower atau pulsfog
|
Infus
akar dengan insektisida sistemik bila areal serangannya terbatas
|
|
7-15 tahun
|
Semprot
insektisida atau virus menggunakan pulsfog
|
Infus
akar dengan insektisida sistemik bila areal serangannya terbatas
|
|
> 15 tahun
|
Semprot
insektisida atau virus menggunakan pulsfog
|
Infus
akar/trunk injection dengan
insektisida sistemik bila areal serangannya terbatas
|
§ Tikus
Tikus menyerang tanaman kelapa sawit
pada TBM dan TM. Pada TBM, tikus menyerang umbut/titik tumbuh tanaman.
Sedangkan pada TM, tikus menyerang bunga jantan , bunga betina dan daging buahnya/mesocarp (baik pada tandan muda maupun
yang sudah matang). Metode pengendaliannya dengan cara pemberian umpan Klerat
RM-B yang dilakukan secara berkala dengan jadwal yang teratur (dua kali
setahun).
§ Rayap
Rayap menyerang tanaman pada saat di
pembibitan, TBM maupun TM. Rayap pekerja menggerek dan memakan daun , pangkal
pelepah, jaringan batang, akar dan pangkal akar, serta titik tumbuh tanaman.
Tabel 6 menunjukkan kriteria serangan dan metode pengendaliannya.
Tabel 6. Kriteria serangan, ciri-ciri serangan
dan metode pengendalian rayap
Kriteria
Serangan
|
Ciri-ciri
Serangan
|
Metode
Pengendalian
|
Serangan ringan
|
Terdapat
lorong rayap yang terbuat dari tanah, namun seluruh daun masih berwarna hijau
dan normal
|
>> Manual
Menghancurkan
sarangnya dan membunuh semua anggota koloninya, terutama ratunya.
>> Kimia
Menyiram
setiap tanaman dengan larutan insektisida
sebanyak 5 liter (konsentrasi 5 ml Lentrek 400 EC atau Dursban 200 EC per
liter air). Penyiramannya diusaha-kan mengelilingi batang sampai merata dengan
jari-jari 10-25 cm dari pangkal batang.
|
Serangan sedang
|
Beberapa daun
layu atau kering menjadi pupus, sedangkan pelepah bagian bawah masih terlihat
hijau normal
|
|
Serangan berat
|
Serangan rayap
telah mencapai titik tumbuh dan hanya
terdapat beberapa daun di bagian bawah saja tertinggal yang berwarna kuning
atau sudah kering
|
§ Kumbang Oryctes
Kumbang oryctes
menyerang pelepah sehingga membuat robekan pada pelepah. Pengamatan rutin tidak
perlu dilakukan, tetapi jika ada serangan dan populasi hama melampaui tingkat
populasi kritis maka perlu dilakukan tindakan pengendalian. Pengendalian pada
stadia larva sulit dilakukan sehingga pengendalian hanya ditujukan pada
kumbangnya. Pengendalian dilakukan dengan melakukan penyemprotan larutan insektisida,
yaitu Thiodan 35 EC (bahan aktif endosulfan) konsentrasi 0.2% atau Sevidan 70
WP (bahan aktif endosulfan) konsentrasi 0.2%.
§ Babi
hutan
Babi hutan biasanya menyerang perkebunan
baru, terutama pada blok-blok yang berbatasan langsung dengan hutan. Babi hutan
menyerang umbut (titik tumbuh) tanaman yang baru ditanam, sehingga tanaman
sawit mati. Upaya pengendalian-nya dilakukan dengan cara pemberian umpan
beracun, pagar kebun (pringgan),
pagar individu tanaman atau membentuk kelompok buru babi. Pagar individu
tanaman seperti pasung sawit sangat efektif untuk diterapkan, namun hanya cocok
untuk tanaman sisipin, dimana tanaman lain sudah cukup besar sehingga tidak
akan diserang babi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar