Senin, 28 Juli 2014

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit (TBM dan TM)

            Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit di lapangan, yaitu panyakit busuk pangkal batang (ganoderma), penyakit busuk tandan buah (marasmius) dan penyakit busuk pucuk (spear rot).
§     Penyakit busuk pangkal batang
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman tua (lebih dari 25 tahun), namun saat ini penyakit busuk pangkal batang juga menyerang tanaman yang berumur 10-15 tahun. Penyebab penyakit ini adalah Ganoderma boninense yang infeksinya terjadi melalui kontak akar dan spora. Metode pengendaliannya adalah dengan cara pembersihan sumber infeksi sebelum penanaman ulang (replanting), pembongkaran tanaman yang terserang penyakit berat, pengobatan dengan fungisida Bayfidan 259 EC untuk menghambat laju intensitas serangan pada tanaman yang sakit (gejala ringan) dengan dosis 15 ml/tanaman.
§     Penyakit busuk tandan buah
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Marasmius palmivorus, sejenis cendawan saprofit yang dapat berubah menjadi parasit tergantung dari keadaan cuaca (kelembapan) dan ketersediaan sumber makanan di perkebunan. Metode pengendaliannya dapat dilakukan secara kultur teknis maupun secara kimia. Cara pengendalian kultur teknis dilakukan dengan membuang bunga dan buah yang busuk dan melakukan penunasan pada cabang daun sebelum dan sesudah panen secara teratur disekitar pangkal batang. Sedangkan, pengendalian secara kimiawi dilakukan jika pengendalian kultur teknis tidak dapat menekan perkembangan penyakit. Fungisida yang dianjurkan yaitu Difolatan (Kaptafol) dengan dosis 0.7 liter/ha dan volume semprot 150 liter/ha yang penyemprotannya dilakukan dua minggu sekali.
§     Penyakit busuk pucuk
Tanaman yang terserang biasanya akan mati karena titik tumbuhnya mengalami kematian. Penyebabnya belum diketahui pasti, namun diduga serangan dapat terjadi karena melemahnya ketahanan tanaman, seperti kekurangan unsur boron. Sebelum titik tumbuhnya busuk, penyakit dapat dikendalikan dengan cara memotong semua jaringan yang sakit dengan posisi agak di bawah bagian yang terinfeksi, kemudian pada bagian yang telah dipotong dilakukan penyiraman atau pengolesan dengan fungisida sistemik (Benomil dengan dosis 5 gr per tanaman) untuk melindungi tanaman dari serangan mikroorganisme. Pohon yang terserang berat (titik tumbuhnya busuk) harus segera dibongkar, namun sebelumnya telah dilakukan peracunan pada tanaman tersebut.

Pengendalian Hama pada Tanaman Kelapa Sawit (TBM dan TM)

           Pengendalian hama merupakan suatu usaha untuk menjaga kesehatan tanaman kelapa sawit sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama itu sendiri. Apabila hal tersebut telah dikuasai maka akan mempermudah dalam menentukan jenis, metode (biologi, mekanik, kimia atau terpadu), serta waktu yang cocok untuk pengendaliannya. Selain itu, memungkinkan untuk mendeteksi ledakan hama secara dini sehingga pengendalian cukup dilakukan pada areal yang kecil dan kerusakan tanaman dapat dikurangi. Secara ekonomis, pengenalan dan pemahaman hama dapat meminimumkan biaya pengendalian.
            Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit, yaitu ulat api dan ulat kantong, tikus, rayap, oryctes dan babi hutan.
§     Ulat api dan ulat kantong
Ulat api dan ulat kantong memakan daun  kelapa sawit sehingga berdampak langsung terhadap penurunan produksi. Perlu penanganan yang serius dalam mengendalikan hama ini, karena dapat menurunkan produksi sebesar 70% apabila tanaman kehilangan daun hampir seluruhnya. Metode pengendaliannya ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Metode Pengendalian hama ulat pemakan daun kelapa sawit

Umur Tanaman
Metode Pengendalian
< 3 tahun
Bila rata-rata populasi larva kurang dari 10 ekor/pelepah dan arealnya terbatas maka dilakukan handpicking
Bila rata-rata populasi larva lebih dari 10 ekor maka dilakukan penyemprotan insektisida atau virus dengan knapsack sprayer atau mist blower
3-7 tahun
Semprot insektisida atau virus menggunakan mist blower atau pulsfog
Infus akar dengan insektisida sistemik bila areal serangannya terbatas
7-15 tahun
Semprot insektisida atau virus menggunakan pulsfog
Infus akar dengan insektisida sistemik bila areal serangannya terbatas
> 15 tahun
Semprot insektisida atau virus menggunakan pulsfog
Infus akar/trunk injection dengan insektisida sistemik bila areal serangannya terbatas
Sumber: Pahan dan Gunawan (1997)
§     Tikus
Tikus menyerang tanaman kelapa sawit pada TBM dan TM. Pada TBM, tikus menyerang umbut/titik tumbuh tanaman. Sedangkan pada TM, tikus menyerang bunga jantan , bunga betina dan daging buahnya/mesocarp (baik pada tandan muda maupun yang sudah matang). Metode pengendaliannya dengan cara pemberian umpan Klerat RM-B yang dilakukan secara berkala dengan jadwal yang teratur (dua kali setahun).
§     Rayap
Rayap menyerang tanaman pada saat di pembibitan, TBM maupun TM. Rayap pekerja menggerek dan memakan daun , pangkal pelepah, jaringan batang, akar dan pangkal akar, serta titik tumbuh tanaman. Tabel 6 menunjukkan kriteria serangan dan metode pengendaliannya.
Tabel 6. Kriteria serangan, ciri-ciri serangan dan metode pengendalian rayap

Kriteria Serangan
Ciri-ciri Serangan
Metode Pengendalian
Serangan ringan
Terdapat lorong rayap yang terbuat dari tanah, namun seluruh daun masih berwarna hijau dan normal
>>   Manual
Menghancurkan sarangnya dan membunuh semua anggota koloninya, terutama ratunya.

>>   Kimia
Menyiram setiap tanaman dengan larutan  insektisida sebanyak 5 liter (konsentrasi 5 ml Lentrek 400 EC atau Dursban 200 EC per liter air). Penyiramannya diusaha-kan mengelilingi batang sampai merata dengan jari-jari 10-25 cm dari pangkal batang.
Serangan sedang
Beberapa daun layu atau kering menjadi pupus, sedangkan pelepah bagian bawah masih terlihat hijau normal
Serangan berat
Serangan rayap telah mencapai titik tumbuh  dan hanya terdapat beberapa daun di bagian bawah saja tertinggal yang berwarna kuning atau  sudah kering
Sumber: Iyung Pahan (2008)
§     Kumbang Oryctes
Kumbang oryctes menyerang pelepah sehingga membuat robekan pada pelepah. Pengamatan rutin tidak perlu dilakukan, tetapi jika ada serangan dan populasi hama melampaui tingkat populasi kritis maka perlu dilakukan tindakan pengendalian. Pengendalian pada stadia larva sulit dilakukan sehingga pengendalian hanya ditujukan pada kumbangnya. Pengendalian dilakukan dengan melakukan penyemprotan larutan insektisida, yaitu Thiodan 35 EC (bahan aktif endosulfan) konsentrasi 0.2% atau Sevidan 70 WP (bahan aktif endosulfan) konsentrasi 0.2%.
§     Babi hutan
Babi hutan biasanya menyerang perkebunan baru, terutama pada blok-blok yang berbatasan langsung dengan hutan. Babi hutan menyerang umbut (titik tumbuh) tanaman yang baru ditanam, sehingga tanaman sawit mati. Upaya pengendalian-nya dilakukan dengan cara pemberian umpan beracun, pagar kebun (pringgan), pagar individu tanaman atau membentuk kelompok buru babi. Pagar individu tanaman seperti pasung sawit sangat efektif untuk diterapkan, namun hanya cocok untuk tanaman sisipin, dimana tanaman lain sudah cukup besar sehingga tidak akan diserang babi.