Pertumbuhan Bibit
Pertumbuhan awal bibit merupakan periode
kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan
yang baik dipembibitan. Pertumbuhan ini ditentukan oleh kecambah yang ditanam,
morfologi kecambah dan cara penanamannya. Secara normal, biji kelapa sawit
tidak dapat berkecambah dengan cepat karena adanya sifat dormansi. Jika benih
ditanam pada tanah atau pasir maka persentase daya kecambah setelah 3-6 bulan
hanya 50%, sehingga diperlukan suatu perlakuan untuk mematahkan dormansi dan
meningkatkan persentase daya kecambah. Pertumbuhan bibit pada minggu-minggu
pertama sangat tergantung pada cadangan makanan didalam endosperm (minyak
inti). Cadangan makanan tersebut berisi karbohidrat, lemak dan protein. Daun
pertama dan kedua, bahkan daun ketiga masih berbentuk tabung dan belum
mempunyai helaian. Daun selanjutnya mulai membentuk helaian yang lanceolate (secara konvensional disebut
daun pertama). Daun-daun selanjutnya mempunyai helaian yang lanceolate, bifid dan akhirnya baru secara lengkap menjadi pinnate. Penanaman dilapangan umumnya dilakukan pada umur bibit 12
± 2 bulan, mulai dari penanaman kecambah. Jumlah daun per bibit pada saat itu
rata-rata berkisar 15 - 24 helai.
Pemilihan
Lokasi Pembibitan
Pemilihan
lokasi pembibitan merupakan hal penting untuk menghasilkan bibit kelapa sawit
yang berkualitas. Pada perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana
pengembangan perkebunan dan meletakkan pembibitan ditengah lokasi untuk
meminimalkan jarak dan waktu transportasi, serta membantu kemudahan pengawasan
dan pengamanan bibit tersebut. Penentuan lokasi, kandungan air dan tanah
merupakan pertimbangan mendasar dalam pembibitan yang perlu diperhatikan.
Lokasi
Lokasi
pembibitan sebaiknya mempunyai kemiringan rendah supaya memiliki drainase yang
baik. Bentuk lokasi sebaiknya mendekati bentuk kotak atau persegi panjang untuk
memperoleh desain dan instalasi penyiraman yang efisien. Selain itu, lokasi
juga sebaiknya terlindung dari manusia dan hewan liar, serta tidak ternaungi
oleh pepohonan disekitar hutan. Disarankan areal di sekitar pembibitan minimum
berjarak 20 m dalam keadaan bersih. Jalan disekitar pembibitan sebaiknya dibuat
cukup lebar agar kendaraan dapat lewat sewaktu periode penanaman puncak,
berdrainase baik dan mempunyai permukaan yang disiapkan dengan baik (standar
kebun utama).
Air
Air
memiliki peranan penting untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang baik. Air
yang dibutuhkan oleh bibit adalah air yang berkualitas, sehingga disarankan
untuk dilakukan analisis terhadap air untuk menentukan kandungan sedimen dan
kandungan polutan atau kontaminan lainnya. Sedimen dan bahan yang mengakibatkan
kontaminasi dapat menyumbat saluran penyiraman, sedangkan polutan dapat merusak
atau mematikan bibit. Peralatan pemompaan sebaiknya berkapasitas cukup untuk
menjaga tekanan dan volume air, dan apabila memungkinkan peralatan cadangan
sebaiknya memperoleh perhatian (terutama pada areal yang kekurangan air).
Umumnya satu hektar pembibitan utama memerlukan sekitar 70.000 liter air/hari.
Tanah
Tanah yang bekualitas baik
sebaiknya digunakan untuk pembibitan. Sifat-sifat tanah yang baik untuk
pembibitan, yaitu tidak kedap air, lempung gembur dengan kadar pasir tidak
melebihi 60%, serta bebas kontaminasi (pelarut, residu, bahan kimia dan
inokulum penyakit). Ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tanah harus
disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalan besar
(berdiameter > 1 cm).
Tabel 1. Ringkasan sifat-sifat
tanah untuk pembibitan
Sifat
|
Kisaran
|
pH dalam air
|
>
4.5
|
Kandungan
pasir (%)
|
30-60
|
Kandungan liat
(%)
|
25-45
|
Karbon Organik
(%)
|
2-3
|
N total (%)
|
0.15-0.20
|
P (Bray I)
(mg/kg)
|
>
25
|
K dapat diukur
(Cmol/kg)
|
>
0.2
|
Mg dapat
ditukar (Cmol/kg)
|
> 0.4
|
Tanah padat, gambut, tanah dengan
kandungan pasir tinggi dan kandungan liat tinggi jangan digunakan untuk
pembibitan. Selain itu, jangan menggunakan tanah yang telah terpengaruh
temperatur (seperti pembakaran). Survei tanah untuk perkebunan baru perlu
dilakukan untuk mengantisipasi jika lokasi harus diubah.
Metode Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan.
Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibeg besar atau
langsung di pembibitan utama (main
nursery). Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan babybag (polibeg kecil) serta naungan, kemudian dipindahkan ke pembibitan utama ketika
berumur 10-14 minggu menggunakan polibeg yang lebih besar. Pembibitan dua tahap lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang
lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap (Tabel 2).
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan
Metode Pembibitan
Faktor
|
Pembibitan Satu Tahap
|
Pembibitan Dua Tahap
|
Luas area dan
kebutuhan air selama pembibitan
|
§
Membutuhkan areal yang lebih luas
§
Membutuhkan lebih banyak sarana irigasi
§
Kebutuhan air lebih banyak
|
§ Membutuhkan
areal yang lebih sempit, karena adanya penjarangan di pembibitan awal
§ Kebutuhan air
lebih hemat dan terencana
|
Biaya tenaga kerja dan supervisi
|
§ Biaya transplanting tidak ada, namun
memerlukan biaya polibeg yang lebih besar
§ Sistem lebih
sederhana
§ Penanganan
bibit lebih sedikit (hanya satu kali)
|
§ Biaya
penyiangan dan penyiraman di pembibitan awal lebih murah
§ Memungkinkan
untuk dibuat maungan secara permanen ketika di pembibitan awal (jika perlu)
§ Lebih sedikit
kerepotan yang timbul jika program penanaman di lapangan terhambat
|
Agronomis
|
§ Tidak ada transplanting shock yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan bibit
|
§ Dapat
memberikan perhatian lebih ketika di pembibitan awal
§ Pemberian
pupuk cair secara efisien dapat dilakukan sejak di pembibitan awal
§ Seleksi awal
akan lebih mudah dilakukan karena jarak antar polibeg yang cukup leluasa
|